Testosteron merupakan hormon seks steroid (androgen) pria yang umumnya diproduksi oleh testis setelah kematangan pembentukan kelenjar seks pria (testis). Testosteron bertanggung jawab terhadap perkembangan anak laki-laki menjadi seorang pria pada masa pubertas.
Testoteron berperan dalam seksualitas, pembentukan fisik, mental dan performa pria. Testosteron merupakan hormon seks pria yang paling penting. Pria akan mengalami penurunan kadar testosteron darah aktif sekitar 1,2 persen per tahun dari kadar semula ketika memasuki usia 40 tahun. Sementara saat mencapai usia 70 tahun, pria akan mengalami penurunan kadar testosteron darah sebanyak 35 persen dari kadar semula. Testosteron Dei ciency Syndrome (TDS) atau sindrom kekurangan testosteron merupakan suatu keadaan produksi testosteron testis tidak memadai.
Gejala TDS berupa rendahnya dorongan seksual dan menurunnya libido, menurunnya fungsi ereksi, penurunan massa otot dan kekuatannya, kenaikan berat badan, kurang konsentrasi, mudah lelah, depresi berat, kelemahan fisik yang parah, osteoporosis dan anemia. TDS pada pria juga akan mengakibatkan konsekuensi medis seperti sindrom metabolisme seperti obesitas, disregulasi insulin (menyebabkan tingkat kadar gula darah abnormal), kolesterol tinggi dan hipertensi ringan. Pada akhirnya kondisi ini dapat mengarah pada penyakit diabetes mellitus dan jantung.
Pria dianggap menderita TDS apabila tingkat testosteron dalam darah berada di bawah angka 12 nmol/L; kisaran normal antara 12-40 nmol/L. Penyebab umum terjadinya TDS adalah pertambahan usia pada pria. Tipe ini disebut sebagai slow onset atau low onset TDS. Proses penuaan pada pria akan berdampak pada sistem endokrin, sistem genital, komposisi tubuh dan sistem muskular, sistem kardiosvaskular dan sistem saraf. TDS juga merujuk pada disfungsi sistem endokrin (produksi androgen) dan sistem eksokrin (produksi sperma). Di samping itu, penyebab TDS lainnya adalah kerusakan fungsi testis (kemungkinan karena keturunan), terpapar zat beracun, tumor, operasi, dan sebagainya.
Diabetes mellitus atau penyakit-penyakit metabolik lainnya ; juga lemak perut atau perut buncit (visceral obesity); dapat mempercepat terjadinya penurunan kadar testosteron. Diketahui pula bahwa pria dengan central obesity cenderung mempunyai kadar testosteron lebih rendah dibandingkan dengan pria tanpa central obesity. Pria dengan diabetes mellitus cenderung mempunyai kadar testosteron lebih rendah dibandingkan dengan pria tanpa diabetes mellitus.
Pria dengan ciri-ciri dan gejala yang mengarah pada TDS disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan memeriksa kadar testosteronnya. Karena jika tidak ditangani dengan benar, akan mengakibatkan munculnya gejala di atas serta menurunkan kualitas hidup pada pria baik di usia produktif maupun usia lanjut.
Satu gejala umum yang terjadi akibat TDS adalah penurunan fungsi ereksi. Prevalensi pria TDS dengan penurunan fungsi ereksi dilaporkan sekitar 20 persen. Penurunan fungsi ereksi dapat diobati hanya dengan testosteron, khususnya apabila penyebab utamanya adalah kekurangan testosteron.
Penanganan TDS bertujuan untuk memulihkan parameter metabolik kedalam kondisi normal (eugonadal), meningkatkan massa, kekuatan dan fungsi otot, memelihara BMD (Bone Mineral Density) dan menurunkan risiko fraktur, meningkatkan fungsi neuropsikologis (kognisi dan mood), meningkatkan fungsi psikoseksual serta meningkatkan kualitas hidup. Namun, kurangnya informasi mengenai kondisi TDS mengakibatkan pria yang terkena penyakit tersebut mengabaikan dan tidak menyadari gejala-gejala penyakit tersebut sebagai kondisi medis yang membahayakan; hal ini membuat mereka berupaya mengobati sendiri penyakit ini dengan produk yang dijual bebas, tanpa mempertimbangkan bantuan profesional dalam upaya mengobati penyebab penyakit ini. Padahal, jika dibiarkan tidak diobati, penyakit ini dapat secara serius mempengaruhi kesehatan seksual, fisik, dan mental pria. Oleh karena itu disarankan bagi pria dengan gejala-gejala mengarah pada TDS untuk memeriksakan kadar testosteron mereka.
Sumber: Cermin Dunia Kedokteran Edisi 175
Tidak ada komentar:
Posting Komentar