Sabtu, 20 November 2010

Clevidipine -  Piihan Baru Terapi Hipertensi Emergensi

Hipertensi  emergensi  merupakan  spektrum  klinis  hipertensi berupa  kondisi  peningkatan tekanan  darah  tidak  terkontrol  yang mengakibatkan  kerusakan  organ  target  yang  progresif.  Berbagai  sistem organ  yang  menjadi  organ  target pada hipertensi emergensi  ini adalah sistem  saraf  yang dapat mengakibatkan  ensefalopati  hipertensi,  infark serebral,  perdarahan  subarakhnoid, perdarahan intrakranial; sistem kardiovaskular  yang  dapat  mengakibatkan infark miokard, disfungsi  ventrikel  kiri akut, edema paru akut, diseksi aorta; dan sistem organ lainnya seperti gagal ginjal  akut,  retinopati,  eklamsia,  dan anemia hemolitik mikroangiopatik.
Dalam  kondisi  hipertensi  emergensi, tekanan darah harus diturunkan secara agresif  dalam  hitungan  waktu  menit sampai jam. Clevidipine  merupakan  obat  antihipertensi  intravena  golongan  penghambat kanal kalsium dihydropyridine (Calcium  channel  blocker/CCB).  Di antara 3 golongan obat antihipertensi golongan  CCB  (golongan  diphenylalkilamines,  benzothiazepines  dan dihydropyridine),  golongan  dihydropyridines  adalah  yang  paling  selektif terhadap otot polos pembuluh darah dibandingkan  golongan  CCB  lainnya yang  non-selektif  (mempunyai  afinitas  juga  pada  otot  jantung).  Clevidipine merupakan obat golongan dihydropiridine  generasi  3  yang  pertama tersedia dalam bentuk intravena.
Clevidipine  bekerja menghambat  kanal  ion  kalsium  tipe    L  sehingga  terjadi dilatasi arteriol perifer dan terjadi penurunan tekanan darah dan tekanan intraventrikular.  Selain  itu  clevidipine menurunkan  tekanan  darah  arterial dengan  cara  menurunkan  resistensi vaskular  sistemik  tetapi  tidak berefek pada kapasitas pembuluh darah vena.

Gambar 1. Mekanisme Kerja Clevidipine
Seperti diketahui, kalsium bekerja sebagai sinyal penghantar dan berperan dalam eksitasi dan kontraksi otot  jantung dan otot polos pembuluh darah. Ion kalsium akan berdifusi secara pasif dari ekstraseluler ke intraseluler melalui kanal kalsium. Sel otot mempunyai 2  tipe  kanal  kalsium  yaitu  tipe  L  dan tipe T. Kanal kalsium tipe L relatif lebih banyak di otot polos pembuluh darah dibandingkan dengan otot jantung.
Intervensi yang dilakukan adalah pemberian  clevidipine  butyrate  dengan laju infus 2 mg/jam dengan penambahan dosis 2 kali lipatnya setiap 3 menit sampai  target  tekanan  darah  sistolik tercapai. Target tekanan darah sistolik dibuat dalam kisaran 20-40 mmHg dari rata-rata batas atas dan batas bawah tekanan darah sistolik. Outcome yang dinilai adalah persentase pasien yang mencapai target tekanan darah dalam 30  menit  setelah  pemberian  clevidipine  inisial, perubahan  frekuensi denyut jantung selama 30 menit pemberian clevidipine, dosis clevidipine yang dibutuhkan, proporsi pasien yang berhasil  diganti menjadi  terapi  oral  dan selang waktu  (menit) mencapai target tekanan  darah  sistolik  dalam  kurun waktu 30 menit tersebut.
Hasil  penelitian  ini  adalah  88,9% pasien mencapai target tekanan darah sistolik dengan waktu rata-rata pencapaian target adalah 10,9 menit. Penggantian  terapi menjadi  terapi antihipertensi  oral  dalam  waktu maksimal  6 jam pasca penghentian  terapi  clevidipine tercapai pada 91,3% pasien. Efek samping  pemberian  clevidipine  yang ditemukan adalah nyeri kepala (6,3 %), mual (4,8%), rasa tidak nyaman di dada (3,2%) dan muntah (3,2%).


Gambar 2. Clevidipine
SIMPULAN
  1. Hipertensi emergensi adalah kondisi  terjadi  peningkatan  tekanan darah tidak terkontrol yang berakibat pada kerusakan organ  target yang progresif.
  2. Dalam  kondisi  hipertensi  emergensi,  tekanan  darah  harus  diturunkan secara agresif dalam hitungan waktu menit sampai jam.
  3. Clevidipine  merupakan  obat  antihipertensi  intravena  golongan penghambat  kanal  kalsium  dihydropyridine  (Calcium  channel blocker/CCB) yang bekerja menghambat kanal kalsium tipe L yang lebih dominan di arteriol.
  4. Clevidipine  bekerja  mendilatasi arteriol perifer tanpa dilatasi vena sehingga  curah  jantung  dapat dipertahankan,
  5. Clevidipine mempunyai efkasi yang baik  untuk  terapi  hipertensi  emer gensi dengan profl keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar