Sabtu, 20 November 2010




Menurut WHO, obesitas dan kelebihan berat badan didefinisikan sebagai kelainan atau kelebihan akumulasi lemak yang dapat mengganggu kesehatan. WHO mendefi  nisikan kelebihan berat badan jika BMI (indeks massa tubuh) ≥ 25 dan obesitas jika BMI ≥ 30. Prevalensi obesitas secara global meningkat baik di negara maju ataupun berkembang.
Studi telah menunjukkan bahwa suplemen antioksidan dapat bermanfaat dalam terapi obesitas yang dikaitkan dengan kondisi stres oksidatif. Oleh karena itu dilakukan studi pada hewan untuk meneliti apakah ekstrak melon dapat mencegah obesitas. Ekstrak melon merupakan sumber yang kaya antioksidan superoksida dismutase (SOD) yang merupakan antioksidan pertama yang dimobilisasi oleh sel untuk pertahanan dan dipertimbangkan lebih kuat dibanding antioksidan vitamin karena SOD mengaktivasi tubuh untuk memproduksi antioksidan tubuh sendiri, termasuk katalase dan glutation peroksidase.
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.


Studi yang dipimpin oleh Jean-Max Rouanet dari University of Montpellier tersebut merupakan kerjasama antara para peneliti dari BioNov, University Hospital Guide Chauliac, Montpellier serta INRA, the University of Montpellier. Dalam studi tersebut, hamster dibagi menjadi 5 kelompok: 1 kelompok   mendapat diet standar, 1 kelompok lain mendapat diet tinggi lemak setiap hari sebagai kontrol, sedangkan 3 kelompok lainnya mendapat diet tinggi lemak plus esktrak melon 0,7 mg/hari, 2,8 mg/hari, atau 5,6 mg/hari. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah 84 hari, dosis ekstrak melon yang tertinggi dapat menurunkan trigliseridemia sebesar 68%, menurunkan produksi anion superoksida hati sebesar 12%, menurunkan aktivitas oksidase sitokrom mitokondria sebesar 40%, menurunkan produk oksidasi lemak dan protein (masing-masing sebesar 29% dan 35%) serta menurunkan leptinemia sebesar 99%. Ekstrak melon dengan dosis tertinggi juga meningkatkan adiponektinemia sebesar 29%  (adinopeptin adalah suatu hormon protein yang dihasilkan oleh sel lemak yang berperan dalam metabolisme glukosa dan lemak), menyebabkan penurunan insulinemia sebesar 39%, penurunan resistensi insulin sebesar 41% serta penurunan lemak abdomen sebesar 25%. Selain itu juga memicu penurunan lemak hati yang nyata (73%) serta mencegah steatohepatitis yang dise-babkan oleh diet tinggi lemak. Kombinasi diet tinggi lemak dengan ekstrak  melon juga menurunkan berat badan hamster hingga sebesar 29% dibanding dengan hamster yang hanya diberi diet tinggi lemak.
Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa konsumsi ekstrak melon jangka panjang dapat menjadi alternatif baru untuk membantu mencegah atau mengurangi obesitas yang disebabkan oleh diet tinggi lemak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar